MEMAHAMI DAN
MENGELOLA ARSIP DINAMIS
Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis, Pengantar
memahami dan mengelola informasi dan dokumen (PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2003), 410 halaman termasuk glosarium dan indeks.
Ari Basuki
Terdapat perbedaan pengertian antara records dan archives.
Masyarakat awam selama ini sering tidak memahami perbedaan dua pengertian
tersebut. Bahkan sebagian buku masih ada yang menggunakan istilah arsip begitu
saja padahal yang dimaksudkan adalah arsip dinamis. Dalam konteks Anglo-Saxon
terdapat pemisahan antara records dengan archives, maka dalam
bahasa Indonesia pengertian records dikenal sebagai arsip dinamis
sedangkan archives dikenal sebagai arsip statis. “Arsip dinamis
merupakan dokumen yang masih digunakan untuk keperluan pengambilan keputusan
sedangkan arsip statis merupakan dokumen yang disimpan permanen karena alasan
historis, administratif, hukum dan ilmu pengetahuan namun tidak lagi digunakan
dalam kegiatan sehari-hari”. Buku ini membahas pemahaman dan pengelolaan arsip
dinamis, mulai dari tahap penciptaan dan penerimaan sampai pemusnahannya.
Bagian 2 membahas tentang seluk-beluk pengelolaan arsip dinamis aktif, meliputi
antara lain: manajemen berbagai macam dokumen, metode pemberkasan, klasifikasi
dan pengindeksan untuk temu balik, manajemen arsip dinamis kertas, serta
manajemen arsip dinamis elektronik. Mengenai metode pemberkasan, diuraikan dua
metode, yakni metode pemberkasan sistem abjad dan metode pemberkasan nonabjad.
Sebuah instansi atau perusahaan tentu menciptakan dan menerima arsip dinamis
sebagai bagian dari kegiatannya. Arsip-arsip
tersebut harus disimpan dengan sistem tertentu agar bila sewaktu-waktu
diperlukan dapat diketemukan dengan cepat.
Mengenai metode pemberkasan telah banyak dijumpai pada
buku-buku tentang manajemen kearsipan. Demikian pula mengenai klasifikasi dan
pengindeksan untuk temu balik. Klasifikasi merupakan pengelompokan atau
pengkategorian arsip dinamis dalam susunan tertentu ke dalam unit temu balik.
Pengelompokan tersebut bisa berdasarkan aktivitas atau fungsi
instansi/perusahaan atau subjek yang terkandung dalam arsip dinamis. Tentang
manajemen arsip dinamis kertas, suatu instansi atau perusahaan harus
menyediakan tempat penyimpanan arsip dinamis yang sesuai dengan kondisi
instansi/perusahaan yang bersangkutan. Ada tiga model penyimpanan arsip
dinamis, yakni sistem penyimpanan terpusat, desentralisasi, dan gabungan kedua
sistem, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. Di dalam buku ini
dipaparkan mengenai perencanaan ruangan untuk menyimpan, peralatan yang
digunakan, serta cara menyimpan dengan sistem tertentu, seperti indeks, kode,
rujukan silang dan sebagainya.
Seiring perkembangan teknologi, pada saat ini semakin banyak tercipta dokumen
elektronik, sehingga pengolahannya menjadi prioritas pada banyak badan
korporasi. Penyimpanan dokumen dalam media optik dan magnetis memungkinkan
menyimpan data dalam jumlah besar dalam media berukuran kecil. Manajemen
dokumen elektronik diperlukan karena dua alasan. Pertama, semakin
banyaknya volume dokumen elektronik, dan kedua, lingkungan tempat
karyawan bekerja yang sangat tersebar menyebabkan terjadinya pengurangan
kualitas manajemen dokumen. Buku ini membahas tentang sistem pencitraan digital
yang dianggap memiliki beberapa keuntungan daripada sistem pencitraan microfilm
maupun dokumen kertas. Komponen olah pada sistem pencitraan digital meliputi
(1) penangkapan dokumen, (2) registrasi dan pengindeksan citra dokumen, (3)
penyimpanan citra dokumen, dan (4) temu balik dokumen, pemaparan, dan
pencetakan.
Bagian 3 buku ini membicarakan tentang administrasi program manajemen arsip
dinamis, meliputi pengamanan arsip dinamis, arsip dinamis vital, pencegahan
bencana dan pemulihan arsip dinamis, serta perlengkapan penyimpanan. Pada
dasarnya arsip dinamis bersifat tertutup yaitu hanya dapat diakses oleh yang
berwenang atau yang memperoleh ijin dari yang berwenang. Dalam hal ini perlu
memahami konsep privasi dan hak informasi. Penyakit, kehidupan seks, dan
keuangan adalah sebagian contoh kehidupan privasi seseorang yang tidak boleh
disebarluaskan tanpa sepengetahuan orang yang bersangkutan. Di sisi lain, terdapat
pula hak individu untuk memperoleh informasi dari badan publik/pemerintahan,
meskipun hak informasi tersebut juga ada batasnya, yakni sepanjang informasi
tersebut tidak membahayakan keamanan negara. Sehubungan dengan itu, perlu
penyusunan kebijakan dan prosedur keamanan informasi, dan prosedur tersebut
perlu dituangkan dalam bentuk tertulis.
Arsip dinamis vital ialah arsip dinamis yang penting bagi kegiatan
instansi/badan korporasi, seperti misalnya: hak cipta, paten, surat piutang,
daftar pajak, daftar pemegang saham, kontrak, notulen rapat pimpinan puncak,
dan sebagainya. Arsip dinamis vital harus diamankan dan dilindungi dari ancaman
bencana seperti kebakaran, banjir, gempa bumi, angin puting beliung, lumut,
tikus, serangga, debu, maupun pencurian. Perlindungan dapat berwujud
penyimpanan dalam almari tahan api atau almari besi, pembuatan duplikasi, atau
pemencaran. Selain pencegahan terhadap terjadinya bencana, buku ini memaparkan
tindakan yang perlu dilakukan bila arsip dinamis benar-benar mengalami
kerusakan sebagai akibat terjadinya bencana seperti tersebut di atas.
Seperti diketahui, arsip dinamis terdiri dari dua kategori, yakni arsip dinamis
aktif dan arsip dinamis inaktif. Jika arsip dinamis aktif telah dibahas di
Bagian 2, tentang arsip dinamis inaktif meliputi penyimpanan, penilaian (appraisal),
jadwal retensi serta pemusnahannya, dibicarakan di Bagian 4 buku ini. Arsip
dinamis inaktif disimpan di Records Center (Pusat Arsip dinamis),
menggunakan boks yang bentuknya telah dibakukan, serta rak-rak dan almari yang
bentuk dan ukurannya sesuai dengan jenis arsip yang disimpan. Sebuah Records
Center dianggap baik dilihat dari kemampuan temu balik arsip dinamisnya.
Proses penilaian arsip dinamis (appraisal) akan menghasilkan Jadwal
Retensi Arsip (JRA), yakni daftar yang menyatakan berapa lama arsip dinamis
inaktif disimpan. Pembuatan Jadwal Retensi Arsip tersebut memerlukan wawasan
luas serta kajian mendalam tentang berbagai nilai kegunaan arsip bersangkutan.
Terdapat nilai guna primer, yakni: nilai guna administratif, nilai guna fiskal,
nilai guna hukum, dan nilai guna historis. Selain itu
terdapat nilai guna sekunder, yaitu: nilai guna kebuktian dan nilai guna
informasional. Jika telah jatuh waktu dan arsip dinamis inaktif tidak
diperlukan lagi oleh instansi/perusahaan, arsip-arsip tersebut dapat
dimusnahkan, dengan cara pencacahan, pembakaran, pemusnahan kimiawi, atau
pembuburan. Dalam kegiatan pemusnahan perlu dibuat berita acara pemusnahan.
Meskipun buku ini pada dasarnya membahas tentang pengelolaan arsip dinamis,
namun dalam Bagian 5 disinggung sedikit tentang administrasi arsip
statis, karena setelah proses penilaian (appraisal) terdapatlah kategori
arsip yang harus dimusnahkan bila sudah jatuh waktu, dan arsip-arsip yang harus
diserahkan ke depo arsip statis karena mempunyai nilai historis, hukum, ilmu
pengetahuan dan sebagainya seperti telah disebutkan di atas. Arsip memberikan
informasi menyangkut filsafat, kebijakan, kinerja, produk, dan orang-orang dari
sebuah badan korporasi/institusi. Keberadaan arsip statis memungkinkan para
peneliti dan sejarahwan memperoleh informasi yang diperlukan bagi penelitian
yang dilakukannya.
Buku ini dilengkapi dengan glosarium yang dapat membantu pembaca dalam memahami
istilah-istilah, serta indeks yang memudahkan pembaca mencari letak halaman
yang memuat kata-kata tertentu. Sesuai dengan judul buku ini, yakni sebuah
pengantar, pemaparannya lebih bersifat teoritis. Maka untuk aplikasi
praktisnya, sebuah institusi bisa menerapkan dan mengembangkan sesuai dengan
fungsi dan kegiatan lembaga masing-masing.
Buku ini semula dipersiapkan untuk diktat kuliah pada program diploma
kearsipan. Meskipun telah mengalami editing, masih kentara nuansa diktat dalam
uraiannya yang sangat detil dan penuh definisi. Di satu sisi, hal di atas
menguntungkan bagi keluasan pengertian, namun di sisi lain buku ini menjadi
terasa rigid. Namun di tengah langkanya buku-buku tentang kearsipan, buku ini
adalah salah satu buku yang sangat baik untuk memahami arsip dinamis dan
ditulis oleh orang yang kompeten di bidangnya. Buku ini selain berguna bagi
mahasiswa prodi kearsipan juga sangat bermanfaat bagi arsiparis dan petugas
arsip di instansi pemerintah maupun swasta terutama yang berkecimpung dalam
pengelolaan arsip dinamis.
komentar:
Disini
saya menyimpulkan bahwa ada 2 arsip yaitu :
© Arsip Dinamis (Arsip dinamis merupakan
dokumen yang masih digunakan untuk
keperluan pengambilan keputusan).
© Arsip Statis (merupakan
dokumen yang disimpan permanen karena alasan historis, administratif, hukum dan
ilmu pengetahuan namun tidak lagi digunakan dalam kegiatan sehari-hari).
Agar arsip
terjaga dengan baik arsip harus di
simpan dengan system ( Filling Cabinet )
tertentu agar bila sewaktu-waktu di perlukan dapat diketemukan dengan
cepat.
Tentang
manajemen arsip dinamis kertas, suatu instansi atau perusahaan harus
menyediakan tempat penyimpanan arsip dinamis yang sesuai dengan kondisi
instansi/perusahaan yang bersangkutan. Ada tiga model penyimpanan arsip
dinamis, yakni sistem penyimpanan
terpusat, desentralisasi, dan gabungan kedua system.
Pada
dasarnya arsip dinamis bersifat tertutup yaitu hanya dapat di akses oleh yang
berwenang / yang memperoleh izin dari yang berwenang.
Disini
arsip dinamis terdiri dari 2(dua) kategori:
ª Arsip dinamis Aktif
ª Arsip dinamis Inaktif
Jadi, disini arsip
memberikan informasi menyangkut filsafat, kebijakan, kinerja, produk, dan
orang-orang dari sebuah badan institusi.